Kupang Online [KUPANG] - MENURUT sebagian kalangan, udara suksesi Walikota Kupang pasca DUO DAN belum begitu terasa panas. Itu tidak benar. Jika mau mengikuti secara serius datanglah ke kantong-kantong mereka yang mau maju dalam suksesi itu, malah suhunya sama dengan sebuah gunung api yang sedang aktif. Memang yang terasa panas itu masih terbatas pada kelompok yang mau bermain lewat jalur independen.
Tapi tidak juga. Jangan sangka kalau figur-figur yang punya banyak fasilitas pendukung tinggal diam saja? Mereka malah sudah pasang kuda-kuda kuat. Para tim suksesnya sudah disebarkan di semua sudut kota. Memang para tim sukses tidak berjalan kosong. Semua berangkat dengan perlengkapan diri yang cukup. Ada yang membawa serta gambar peta kekuatan, membawa janji-janji, membawa juga gambaran-gambaran tentang strategi kemenangan dan sebagainya sebagai alat propaganda politik.
Yang diincar bukan saja para pemilik partai. Para ‘kaki-tangan’ kandidat ini juga mulai memasang ‘police line’ di kawasan-kawasan tertentu sebagai klaim atas kekuatan mereka.
Bayangkan saja warga di kecamatan Alak dan Maulafa yang boleh bilang jauh dari jangkauan issu-issu politik seputar suksesi walikota Kupang saja hampir semua sudah tahu ada figur tertentu yang menyatakan siap menjadi walikota. “Iya Pak, katong su dengar, ada beberapa nama yang mau calonkan diri jadi walikota ganti pak Dan Adoe. Orang yang sering datang cari katong itu Pak Yonas Salean. Wakil Walikota Dan Hurek juga suruh ada orang lain datang kasitau katong,” kata Om Mau, warga Alak, kepada Mingguan Kota di Alak pertengahan Desember lalu.
Beberapa kandidat yang sudah menyatakan ikut bertarung lewat jalur independen juga disebut-sebut sudah merajalela di semua kelurahan di wilayah Kota Kupang. Nama-nama mereka sudah sangat santer disebutkan oleh warga. “Ama e, batong salalu katumu dong di acara-acara pemakaman orang mati. Selain itu kalau ada acara syukuran ulang tahun dan ada pesta nikah di sini dong selalu muncul,” ujar Ina Djara, warga Kelurahan Naikolan. Mereka yang sudah menyatakan akan maju lewat jalur independen adalah, Yonas Salean, (staf ahli Guberbur), Alis Siokain (Asisten III Kota Kupang), Teda Littik (Ketua IKA-NTT-USA), Maher Ora, (Kasubag Protokol Sekretariat DPRD Kab. Kupang). Gustaf Oematan (Akademisi Undana), Carlos de Fatima (Kajari Sumba Timur), Dan Hurek (Wakil Walikota) dan Yes Boekan (Staf Ahli Gubernur).
Wartawan Mingguan Kota yang akhir Desember lalu bertandang ke Maulafa, mencium aroma yang sama. Ketika mengajak beberapa warga berdialog tentang issu-issu suksesi Walikota Kupang, langsung ibarat menelan air segelas. Begitu cepat mereka menanggapi. Ada yang membeberkan kalau mereka sering didatangi orang yang mengaku pendukung figur Veki Lerik. Kepada warga Maulafa itu, ada juga yang menyebutkan sebagai orang dekat Harry Teopilus. Para kaki-tangan politisi Kota Kupang ini begitu menyakinkan kalau jago-jago mereka jauh lebih baik. Pendukung Harry Teopilus mengatakan, Harry akan mampu memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil yang masih hidup miskin, karena Harry Teopilus diakui selain sudah mapan, dia juga memiliki kerendahan hati dan sangat terbuka kepada siapa saja. Sementara tentang calon lainnya, juga ada warga pernah didatangi oleh orang yang mengaku sebagai pendukung calon tertentu. “Dong bilang itu pak orangnya baik hati. Tapi orang yang datang itu hanya omong kosong, habis itu dong pulang tidak kasi apa-apa buat kami, itu sama saja tipu kami,” kata mama Lena, Warga Maulafa.
Bandingkan di pusat kota. Warga di dalam Kota Kupang, tidak pernah hening, jika menyinggung soal figur Walikota Kupang pasca DUO DAN. Meskipun baru satu minggu lahir, Mingguan KOTA malah dipaksa memikul beban berat. Bayangkan saja. Mingguan KOTA diminta menangkap semua aspirasi warga yang terkesan agak kecewa dengan gaya kepemimpinan Kota Kupang sekarang. Memang Gila!
Mereka seakan tidak tenang lagi. Bagi mereka jika ada aturan yang membolehkan walikota cuma tiga tahun bisa diganti, maka secepat itupun diganti. “Pak yang kami mau, kali ini walikota yang bisa menepati janjinya,” Kata Nikson salah satu warga Kupang.
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Anton Darus kurang memberikan jaminan bagi para kandidat yang ingin menggunakan jalur independen lolos verifikasi KPU. Kata dia, meskipun ada kandidat yang jauh hari sudah bekerja.
Alasannya, dalam perspektif pemilihan Walikota Kupang, sangat kuat dengan kepentingan politik kelompok. Dengan demikian kemungkinan saling jegal, saling sikut dan saling menjatuhkan antara para kandidat yang maju lewat jalur independen pasti terjadi. “Saya tidak jamin kandidat yang menggunakan jalur independen itu bisa lolos,” ujar Anton.
Untuk itu, dia menyarankan agar para kandidat yang mau maju lewat jalur independen agar menjaring dukungan sebanyak-banyak mungkin dan harus sesuai dengan aturan KPU yang berlaku. Jika semua persyaratan sudah terpenuhi dan didukung dengan jumlah surat dukungan yang banyak maka, peluang untuk saling menjegal antara para kandidat itu bisa terhindarkan.
Sementara sumber-sumber terpercaya di Balai Kota Kupang, menyebutkan bahwa ada begitu banyak strategi yang sedang dimainkan oleh sejumlah politisi dalam jajaran birokrasi Kota Kupang guna memotong langkah para politisi yang menyatakan maju lewat jalur independen. Tujuannya adalah untuk tetap mengamankan kepentingan politik pihak-pihak yang sedang berkuasa di Pemkot Kupang.
“Kami dengar ada strategi dari para politisi birokrasi di Kota untuk menghentikan langkah sejumlah kandidat yang sudah menyatakan secara resmi lewat jalur independen. kemungkinan ada juga beberapa pejabat di Kota Kupang yang mau maju lewat jalur independen, diduga itu hanya sekedar strategi menjegal beberapa kandidat yang dianggap sebagai saingan kuat bagi mereka, tujuannya hanya untuk tetap mengamankan posisi mereka saat ini,” ujar sumber itu.
Dugaan warga Kota Kupang ini lebih dipicu issu kuat bahwa kemungkinan besar Walikota Daniel Adoe dan Wakil Walikota Daniel Hurek bakal muncul lagi dalam suksesi Pilkot mendatang. Issu yang beredar saat ini, kedua penguasa Kota Kupang sedang mempersiapkan kendaraan independen untuk dipakai. Jika selentingan ini benar maka bisa jadi pasangan Daniel Adoe dan Daniel Hurek lebih berpeluang lolos menggunakan jalur independen ketimbang figur-figur lainnya. Sebab, jika kandidat lain yang kini sudah siap menggunakan jalur independen berpeluang lolos dari segi pemenuhan syarat dokumen surat dukungan warga kota, bisa mengalami hambatan pada saat verifikasi di tingkat KPU Kota Kupang. Alasan yang paling mungkin terjadi adalah pendobelan surat dukungan.
By. EGP