kota.com [KUPANG] – Tak kuat menghadapi pemberitaan tentang berbagai dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di daerahnya, Bupati Kabupaten Rote Ndao, Lens Haning menantang wartawan Erende Pos, Liber Mami untuk adu jotos.
“Kejadian itu terjadi di ruang kerja bupati pada bulan Agustus 2011. Dia bilang ke saya, kau tidak tahu saya? Saya ini bupati! Ayo kita bakalai (adu hotos). Saya diam saja. Waktu itu saya takut sekali. Setelah itu,,, saya lalu dipaksa untuk tandatangani pernyataan bahwa saya meminta maaf atas berita-berita yang saya tulis di Erende Pos. Saya tidak mau. Dari situ, sore harinya saya ditelepon oleh Kabag Humas Rote Ndao, Ernes Sula. Dia bilang, bu,, (bung) tanda tangan sa,, itu permintaan maaf. Saya tidak mau. Saya bilang dia, jika ingin komplain pemberitaan, maka buat saja hak jawab. Tapi kata Kabag Humas: abis bu,,, bupati sonde (tidak) mau na,,,. Dia mau,, bu tanda tangan itu surat sa,,,” papar Liber dalam pertemuan para wartawan yang tergabung dalam Forum Solidaritas Jurnalis (FSJ-NTT) dengan Kontras Nusra di Kota Kupang, Rabu (21/12/11) sore.
Pasca tantangan bupati itu, Liber mengaku, ia terus mendapat teror. Ujungnya, bupati mengeluarkan surat resmi yang menyatakan tidak mengakui lagi keberadaan Liber di Rote Ndao dalam kapasitas apa pun (maksudnya termasuk jika si Liber sudah tak bernyawa lagi x y,,,). Karena tak kuat, Liber akhirnya meminta redaksi Erende Pos untuk memutasinya dari Rote Ndao ke Kota Kupang.
By. Chris Parera/www.sergapntt.com