Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

“Kota” Beri Suprise Bagi Calon Walikota Pemberani !

Selasa, 03 Januari 2012 | 02.04




Pemimpin visioner adalah pemimpin yang mau dan mampu dialog, mendengarkan hal-hal yang tidak ingin didengarkan, listen what we don’t, went to listen. Tidak mudah memang, menjadi pemimpin seperti ini.


KOTA ONLINE (KUPANG)-SEJAK lahir akhir Desember 2010 Mingguan KOTA senantiasa memberi suprise dan mengesklusifkan semua figur atau mereka yang secara berani menyatakan diri ingin tampil sebagai pemimpin. Orang-orang pemberani, yang secara tegas bersikap, hemat kami, harus didorong dengan sedikit memberi rasa percaya diri lewat aktuliasiasi media. Karena para figur yang mau tampil itu pasti memiliki keahlian, berbakat, juga punya segudang ilmu dan pengetahuan tentang kepemimpinan.

Adalah sangat mustahil ada orang bodoh, tidak punya kecerdasan atau sama sekali tidak punya pengalaman, tiba-tiba muncul ingin tampil menjadi seorang pemimpin, apalagi sampai pada tingkat nekad menjadi Walikota Kupang. “Saya mau jadi pemimpin di kota ini karena, pertama; saya pingin mengaplikasi ilmu dan pengalaman. Kedua, saya menangkap sejumlah bentuk keprihatinan warga yang selalu merasa tidak puas dengan gaya kepemimpinan kaku, instant dan otoriter, jauh dari semangat dan nilai demokrasi yang kita anut,” ungkap Ricardus Wawo, suatu ketika. 
Pembaca yang Budiman…

Pernah Mingguan KOTA menulis dalam ruang yang sama bahwa, media ini terus mengeksplorasi calon pemimpin NTT yang berpotensi untuk ditawarkan kepada publik. Maksud-nya, agar masyarakat bisa mengenal dan memahami betul karakter dan lebih tahu tentang sepak terjang, dari berbagai sisi kehidupan calon pemimpin itu.
Oleh karena Mingguan KOTA terbit bertepatan dengan proses menuju suksesi kepemimpinan kota 2012-2017, maka kami lebih dulu mencoba memulai dengan mengungkap semua bakal calon walikota maupun calon wakil walikota untuk disajikan kepada warga kota.  
Selain itu, tujuan lainnya adalah agar segala prestasi dan pengalaman yang dilakukan para figur dan tokoh yang diulas itu, bisa menjadi referensi penting bagi generasi berlanjut. Kami ingin agar baik kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional yang mendorong sosok figur berhasil menjadi pemimpin atau sukses dalam bidang dan profesi yang ditekuni, bisa diserap oleh pembaca, khususnya para calon-calon pemimpin muda yang baru mulai belajar.
Ada Calon Pelit

Pertanyaan sederhana yang paling sering kami lontarkan kepada para tokoh dan calon-calon pemimpin itu adalah (1) mengapa anda bisa berhasil seperti ini? (2) tolong bercerita tentang bagaimana anda bisa menjadi diri anda seperti hari ini? Terkadang ada sejumlah tokoh baik politisi maupun birokrat, kurang respek dengan misi Mingguan KOTA hari itu. Pada tataran kepentingan menulis, tidak ada istilah mundur bagi Mingguan KOTA. Meskipun kami harus mengakui, tidak semua pemimpin atau calon pemimpin mau membagi pengalaman dan ilmu yang dimiliki.

Memang, ilmu bagi sebagian orang adalah emas. Karena ilmu dan pengalaman diperoleh melalui berbagai pengorbanan, baik raga maupun harta. Oleh karena itu, bagi sebagian figur yang ditemui, mereka sering irit bahkan sampai pada tingkat pelit ilmunya. Mereka kurang rela membeberkan secara gampang ilmunya untuk dibaca orang. Terus terang kami pernah menjumpai beberapa tokoh berkarakter begitu. Kami maklumi itu. Namun Mingguan KOTA masih berlegah hati, karena masih cukup banyak tokoh dan calon pemimpin di Kota Kupang, yang masih berbaik hati. Mereka sadar bahwa, membagi ilmu dan pengalaman lewat Mingguan KOTA sama saja dengan membagi berkat dan akan sangat bermanfaat demi pembentukan karakter dan kepribadian generasi muda hari ini.

Membagi ilmu adalah sebuah bentuk kerelaan diri untuk ikut berkontribusi membentuk generasi bangsa yang berkualitas, tangguh, tahan uji dan lebih percaya diri. Dengan ilmu dan pengetahuan orang bisa menunjukkan identitas diri, memiliki keyakinan bahwa, mereka bisa tampil gagah melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dalam berbagai aspek kehidupan di Kota ini, maupun di NTT secara lebih luas.

Oleh : Yesayas Petrusz