Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Sisilia Sona Yang Mempesona…

Jumat, 30 Desember 2011 | 23.25

Kota Online [KUPANG] - SEPINTAS mendengar bobot suara dari balik telepon genggam (HP), Ibu pemilik nama Dra. Sisilia Sona terkesan berwibawa. Gaya bicaranya singkat, to the point, tidak banyak basa basi. Meski masih di balik HP, dari nada suara terpantul signal keibuan yang sempurna. Getar suara Ibu Sisi lantas menyedot tuntas simpatik lawan bicara. Dari intonasi suara Ibu Sisi, muncul niat segera menemuinya. “Hallo… maaf ini dengan siapa… ya, bisa saja datang di kantor, tapi jangan sekarang, karena saya sedang menyelesaikan beberapa tugas, nanti satu jam kemudian,” cegat ibu Sisilia Sona, mempersingkat waktu bicaranya atas permintaan Mingguan KOTA untuk bertamu di ruang kerjanya bertepatan dengan momentum hari ibu 22 Desember lalu.

Sungguh jauh dari dugaan sebagian kecil orang, Ibu Sisi seorang sosok keras dan tidak kompromistis. Tatkala pintu ruang kerja Kepala Linmas Provinsi ini dibuka perlahan, tampak sorot mata yang sayu, suara yang lembut, pesona senyumnya mekar terpantul indah. Ia tampak berdiri meyakinkan. Dengan sedikit kepala menunduk sambil bergeser perlahan dari meja kerja lalu menyalami Mingguan KOTA yang masih persis di bibir pintu ruang masuk. “Mari pak, silakan duduk. Yah… beginilah kondisi ruang saya ini,” sambut mantan Karo Pemberdayaan Perempuan Pemprov NTT ini, mengawali bincang-bicang siang itu.

Meski sudah menginjak usia setengah abad, kondisinya masih awet-fress, masih mirip seorang ibu muda yang kira-kira masih di atas usia 30-an tahun. Apa rahasianya? “Ya, saya… selalu santai dalam menghadapi masalah apapun baik masalah di kantor maupun dalam keluarga. Saya tidak pernah menganggap rumit semua pekerjaan, dan tidak suka macam-macam dalam menjalani tugas di bidang pemerintahan,” pungkas ibu dua anak ini.

Bagi mantan anggota DPRD Ende, periode 1987-1992 ini, sebetulnya peran seorang ibu dalam keluarga sungguh sempurna. Fraktor ibulah yang sangat-sangat penting dalam keluarga terutama ikut memberi bobot, dan kualitas dalam tatanan kehidupan sebuah keluarga. “Bagi saya sebetulnya, peranan ibu dalam rumah tangga sangat sempurna. Dia menyediakan makan bagi anak-anak dan suami, dia mendidik anak, menjaga kesehatan anak-anak dan suami, dia juga punya tugas membereskan, merapihkan rumah, melayani suami, dan juga ikut berperan mencari nafkah,” tutur ibu berkacamata ini.

Menyangkut karier di birokrasi, ibu Sisi, demikian sapaan manis, pemilik rambut setengah pirang ini, mengakui berjalan secara alamiah. Tidak ada faktor eks yang mendorongnya menjadi seperti saat sekarang ini.  Karakter istri dari Fransiskus Wara ini, menegaskan dirinya tidak berkarakter suka berebut jabatan. Tidak ingin mengambil sesuatu yang bukan haknya. Bukan type staf yang cari-cari perhatian atasan utuk tujuan mencari jabatan. “Sejak dulu saya tanamkan mandiri, bekerja sesuai dengan kemampuan saya. Saya pastikan bahwa saya harus professional betul dalam tugas dan saya harus berkualitas. Dengan berkerja professional dan berkualitas, karier kita pasti baik,” demikian Ibu Sisi menjawab Mingguan Kota.

Mantan aktifis di Untag, Semarang ini, ketika mengutarakan pemikirannya, begitu lancar, mengalir bak air terjun. Gambaran seorang pamong praja cerdas. Dia betul menguasai tugas dan fungsinya. Bukan sekedar karena dirinya sudah berpengalaman, tapi tentu karena kemampuan intelektual dan ia mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam bangku kuliah. “Saya memang sarjana di bidang politik. Dan ketika menjadi PNS saya ditempatkan sesuai dengan bidang ilmu saya. Dan sekarang juga saya menjadi kepala Linmas yang dulunya bernama Direktorat Sosial Politik (Ditsospol) ini sangat tepat karena saya dulu cukup lama sebagai staf di Sospol,” ujar ibu yang mengaku enjoy dengan pekerjaannya itu.

Ibu Sisi menyebutkan, sebagai perempuan mesti paham akan hak-haknya. Karena ada cukup banyak hak-hak kaum perempuan jarang digunakan. Jika semua kaum perempuan sadar akan haknya, maka banyak masalah sosial yang terjadi bisa cepat teratasi. “Ya saya selalu menyuarakan hak-hak perempuan. Perempuan sebetulnya punya kemampuan setara dengan laki-laki, bahkan lebih. Tetapi terkadang banyak kaum perempuan jugalah tidak berani tampil menggerakan diri memanfaatkan hak-haknya sebagai sosok yang kodrati”,  katanya.

Memang Ibu Sisi termasuk seorang perempuan berbakat sebagai pemimpin. Tidak pernah dia mengeluh kalau sibuk lalu tidak memberi ruang dan waktu bagi keluarga dan komunitas lainnya yang membutuhkan sentuhan senyumnya. Selain sebagai Kepala Linmas Provinsi Ibu Sisi juga dipercaya menjadi pimpinan dari komunitas Ende di Kupang. Ia juga menyediakan waktu cukup untuk membantu mengurus kepentingan dengan gereja. Baginya, memupuk terus kualitas iman menjadi jaminan keselamatan kekal di dunia dan akhirat.  

“Saya merasa sangat bahagia, membantu tugas-tugas di gereja. Karena cukup banyak kesempatan saya anjang sana ke luar negeri, bersama suster-suster. Hidup ini lebih lengkap dan berhikmat jika kita juga melayani Tuhan dan sesama lewat gereja,” katanya sedikit berkotbah.

Menyinggung soal politik, perempuan yang mengaku pernah berpidato tanpa teks di depan publik di Ende, saat baru pulang dari studi di Semarang-Jawa Tengah, langsung ibarat “gayung bersambut.”

Apakah satu ketika  ibu tidak berpikir jadi Bupati di Ende atau sekiranya ada partai yang melamar ibu menjadi calon WaliKOTA Kupang, ibu bersedia menerima tawaran itu? Tanya KOTA. Secara eksplisit mantan Sekretaris Dewan Kota ini mengatakan, tidak serta-merta menolak, tapi masih akan mempertimbangkan secara matang. Karena ada strategi lain yang harus dipertimbangkan.

“Tentu pada saatnya nanti saya akan memberikan jawaban yang menyejukkan semua pihak. Kalau soal niat jadi bupati di Ende, pasti ada saatnya saya akan bicara juga. Prinsipnya saya wait and see (menunggu sambil melihat),” katanya sedikit berdiplomasi.

“Dalam Rahim, Allah Mengenal Kita”
Sebagai mantan politisi, Ibu Sisi, selalu taktis-diplomatis dalam menjawab berbagai jebakan pertanyaan politis yang diarahkan kepadanya. Ibu Sisi kelihatannya memiliki keinginan untuk ikut dalam pentas tebar pesona di panggung politik praktis namun ia masih ‘sembunyi kuku.’

Namun demikian ia mengaku masih sangat enjoy dengan tugas yang sedang diembannya. “Saya masih senang dengan tugas saya sekarang,” ujarnya singkat.

Kenangan sebagai Karo Pemberdayaan Perempuan di Pemprov NTT masih segar dalam ingatan Ibu Sisi, untuk itu ia mencoba memotivasi para ibu di NTT. Menurut Ibu Sisi mesti ada sebuah gerakan yang dimunculkan kaum ibu di NTT.  Kaum ibu di NTT sesungguhnya tidak boleh berhenti berjuang untuk memperbaiki kualitas kehidupannya. Karena itu harus ada kemauan demi kemajuan perempuan itu itu sendiri.

“Kita bermimpi, perempuan NTT harus tampil sebagai pemimpin karena perempuan memiliki kelebihan komparatif yang setara dengan laki-laki. Walaupun mungkin belum saat ini, saya yakin ketika kita di dalam rahim ibu, Allah telah mengenal kita, dan sebelum kita keluar dari kandungan ibu, Allah telah menguduskan kita, dan Allah telah menetapkan kita untuk menjadi pemimpin. Jadi jangan khawatir tentang apapun yang terjadi dalam kehidupan ini,” sambut Ibu Sisi.

Ibu Sisi memiliki pandangan spesifik tentang konsep menjalani hidup. Bahkan secara tegas dia menyebutkan beberapa entri point sebagai titik berangkat kehidupan seseorang.

Pertama, adalah tidak pernah berhenti belajar untuk mengetahui banyak hal. Kedua, membangun relasi/ jaringan untuk menggapai kebersamaan dalam hidup. Ketiga, berusaha sekuat tenaga, bekerja maksimal dan profesional di bidang tugas. “Dan yang terakhir adalah mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan,” pesan Ibu Sisi, sekaligus sebagai pesan akhir tahun bagi para Ibu se-NTT.

Catatan Karier Dra. Sisilia Sona
Dra. Sisilia Sona, lahir di Nggela-Ende tanggal 31 Januari 1960. Menikah dengan Fransiskus Wara, SH dan dikaruniai dua orang anak; masing-masing Lusia A. Eka Wara kini sekarang sedang bersekolah di SMAK Giovani-Kupang dan Bernadus F. Elvas Wara, siswa SMPK Sta Theresia-Kupang.

Menyelesaikan SD dan SMAP-nya di Ende, tepatnya di Nggela, setelah melanjutkan jenjang SPBN di Kota Ende, gelar sarjana ia raih di Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (UNTAG) Semarang.

Sebagai seorang srikandi yang telah malang melintang di berbagai bidang pekerjaan, ibu Sisi pernah menghadapi banyak sekali tantangan. Tapi berkat keuletannya, ia dapat  melalui segala suka dan duka, tapi toh dapat ditembus dengan sukses.

Rekam sukses karirnya sampai saat ini:

Tahun 1982-1987, sebagai Anggota termuda di DPRD Ende dari Fraksi Golkar, ibu Sisi juga pernah menjabat sebagai Sekretaris pada DPRD II (Sekwan) Kota Kupang. Sebagai seorang abdi Negara (PNS), pernah selama empat belas tahun berkarir di kantor Sospol. Kurang lebih delapan tahun ia habiskan masa karirnya di kantor Sospol Kabupaten Ende, kemudian selama tiga tahun pada Ditsospol Provinsi NTT dan tiga tahun pada kantor Sospol Kota Kupang.

Ibu Sisi pernah menjadi Kepala Bagian Ekonomi Kota Kupang, dan KTU Dinas Koperasi, Kabid BKPMD Kota Kupang, Kabag Publikasi Biro Humas Setda Provinsi NTT, Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan, pernah sebagai Sekwan DPR Provinsi NTT dan kini  sebagai Kepala Kesbanglinmas Provinsi NTT.

Selain mengabdikan dirinya bagi kepentingan masyarakat, beliau juga aktif di berbagai organisasi. Dimulai dari organisasi kemahasiswaan ketika masih duduk di bangku kuliah seperti; Senat Mahasiswa Untag, Menwa dan Gema Kosgoro. Setelah itu ia menjadi pengurus KNPI Kabupaten Ende, pengurus pada DPD II Golkar Kabupaten Ende di Bidang Pemuda dan Peranan Wanita, pengurus Dekopinwil Provinsi NTT dan kemudian didaulat menjadi Ketua pada Ikatan Keluarga Kabupaten Ende Flores (IKKEF) di Kupang.

By. EGI JaWa