Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Kader Demokrat Serukan Boikot Media

Sabtu, 18 Februari 2012 | 20.45


KOTA-Online  (JAKARTA) — Seluruh kader Partai Demokrat, terutama elitenya, diminta untuk memboikot media massa yang dianggap hanya mengadu domba internal partai dan selalu mendiskreditkan nama SBY dan Partai Demokrat melalui pemberitaan yang mereka buat. Disebutkan pula bahwa ada media yang sama sekali tak pernah memberitakan keberhasilan SBY sebagai kepala pemerintahan.

"Bukan sekali atau dua kali Demokrat diadu domba di depan publik oleh media. Kini, saatnya kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk melakukan boikot terhadap media yang terindikasi punya tendensi politik dalam menghancurkan Partai Demokrat," ujar Ketua Biro Bidang Hukum dan HAM Partai Demokrat Jemmy Setiawan dalam siaran pers, Sabtu (18/2/2012).

Menurut Jemmy, seruan ini hendaknya disadari, baik oleh keluarga besar Partai Demokrat maupun kelompok-kelompok yang ada di barisan SBY. Seruan pemboikotan, kata Jemmy lagi, setidaknya dilakukan dengan menolak wawancara ataupun dijadikan sebagai narasumber oleh media yang terindikasi punya kepentingan politik tersebut.


"Ini adalah bentuk perlawanan terhadap media yang tidak berimbang dalam memberikan porsi pemberitaan, atau bahkan timpang menyampaikan informasi. Seluruh instrumen Demokrat harus segera sadar akan gendang yang dimainkan oleh lawan-lawan yang ada. Sedapat mungkin, setiap kader harus hindari menjadi oknum narsis yang selalu nongol di media, padahal hal itu bagian dari jebakan-jebakan politik," katanya lagi.


Ditegaskan, masih banyak media dan instrumen corong pemberitaan yang independen dalam mengedepankan informasi yang berbasis fakta atau berimbang dalam penyampaian informasi, bukan menggiring opini dalam kepentingan tertentu.


Media yang dimaksud dianggap telah menyampaikan berita yang tidak berimbang, dan bahkan cenderung timpang. "Partai Demokrat dan barisan pendukung SBY sadar mulai saat ini siap menghadapi kekalahan pada 2014," Jemmy menegaskan.
(Rachmat Hidayat/Kompas)